Jalan-jalan merupakan kegiatan yang menyenangkan,namun bukan jalan ke tempat belanja seperti shopping mall ataupun tempat dugem (emang di tempat dugem jalan-jalan yah?) melainkan ke tempat bersejarah dan objek wisata lainnya. Dan lebih lengkap lagi kalau perjalanan itu ditempuh dengan cara ngeteng's. Dimana pengertian ngeteng's yaitu berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lainnya dengan cara berjalan kaki disertai naik kendaraan umum. Ciri khas dari kata ngeteng's yaitu tidak terlalu menguras kocek dan dompet namun lebih banyak menguras tenaga dan pikiran. Jadi kemarin,tepatnya hari jumat saya dan 5 teman saya mempraktekkan pengertian ngeteng's tersebut. Tempat yang di tuju yaitu TIM(taman ismail marzuki). Menurut pembicaraan orang banyak, TIM itu berisikan planetarium, tempat IPTEK dan macam-macam tempat seru lainnya, dan ternyata orang banyak tersebut kurang mahir membedakan antara TIM dan TMII, dan itu baru dapat dibuktikan ketika saya mengunjunginya.
Perjalanan dimulai pada pagi hari pukul 9 kami berkumpul di kampus. Sambil menunggu lengkapnya personil, si kentong dan si bewok (nama disamarkan) bermain karambol terlebih dahulu. Setelah semua anggota berkumpul (tadinya 5 orang,cuman ada personil tambahan yaitu si emon. Wanita riang yang menggemari sekaligus terobsesi tokoh kartun jepang legendaris yang di film-filmnya suka menggunakan..KANTONG AJAIBBBBB..hahahaha..kalo emon baca blog ini,becanda lo monnnn..^^) maka berangkatlah kami semua. Implementasi kata ngeteng's kami lakukan pertama dengan menaiki moda busway menuju terminal senen. Tiba-tiba seorang teman yang entah kelaparan atau kegirangan merasa kebingungan, "sekarang kan jumat...kok senen???". Dan ternyata itu hanyalah humor yang dilontarkan oleh si nanast, wanita bertubuh mungil dan suka menjulurkan lidahnya ke kiri atau kanan ketika di foto.
Sesampainya di senen,kami bertanya kepada petugas busway, "pak..kalo ke TIM gimana caranya yah pak?". Lalu abang busway menjawab, "ooo...tinggal naek metromini aja mas nomor 17,nanti langsung nyampe kok didepan TIMnya". Akhirnya kami semua pun langsung keluar dari terminal dan mengintai metromini yang lewat bernomor 17 sesuai amandat dari abang busway. Selang beberapa waktu, si sonice pun(nama disamarkan juga demi kerahasiaan identitas) menunjuk ke salah satu metromini yang kosong dan sedang berjalan. Tanpa berbasa basi ria, kami pun langsung menaiki bus itu. Metromini yang kami naiki sangatlah nyaman,karena masih sepi dan udara yang masih dingin namun tetap saja suara dengungan mesin nya yang khas dibarengi tarikan metromini yang seharusnya dinamakan metroMaksi (maksi = maksimal/tarikannya pollll). Liak-liuk metromaksi pun berakhir sampai si abang kenek ngasi tau kalo kita udah sampai, "Mas..udah sampe TIM tuh,turun disini aja..". Karena daerah ini masih awam, maka turunlah kami semua, dan berjalan menuju tempat yang ditunjuk si abang kenek tadi. Hingga 50 meter kami belum menemukan tulisan ayng menunjukkan itu adalah TIM, maka bertanyalah kami ke orang sekitar, "Pak..TIM dimana yah?" lalu si bapak menjawab,"Oh..betul dek..jalan lagi saja..bentar lagi kok..". Sambil menyusuri jalan yang kami lewati, kami melihat ternyata dari arah berlawanan ada bus yang bernomor 17, nomor bus yang tadi kita naiki. Jadi apabila kita analisa dari data yang didapat:
1. kami naik metromini 17
2. kami turun di belakang (point A)
3. kata abang busway metromini 17 turun didepan TIM langsung
4. kita ngeliat jalanan ini dilewatin metromini 17 (point B)
sketsa TKP |
Jadi apabila kita tarik kesimpulan, berarti "KITA DITIPUUUUU...".
Sesampainya di TIM, ternyata pertunjukan dimulai pukul 16.30, jadi kami menyempatkan diri untuk mampir ke salah satu gedung yang terdapat Festival Seni Budaya Tionghoa. Disana terdapat salah satu kesenian kaligrafi china, dan kita bisa meminta untuk dituliskan nama chinese nya. Akhirnya setelah beberapa tahun tidak mengetahui bentuk tulisan nama chinese gue, sekarang sudah tau. Tapi agak kurang yakin bener itu atau bukan nama gue sebenernya, karena kata si nanast marga gue ”Chow” yang ditulis, sama kayak marganya Jay Chow. Tapi setelah dipikir lagi, muka gue kan gak jauh beda sama Jay Chow, jadi kemungkinan besar emang bener,BENER-BENER NEBAK. Tapi kalo salah juga kata bokap gue, chow-nya tu sama kayak Chow Yun Fat (gak tau bokap gue beneran yakin atau sama kayak yakinnya gue sama Jay Chow ^o^). Tapi pendek kata, didapatlah tulisan keren yang gue banggakan.
(dibaca dari kanan ke kiri) |
Sehabis mempelajari budaya-budaya china disana, pergilah kami kembali ke ”tempat pintar”, planetarium. Tapi sebelumnya, kami menyempatkan mendokumentasikan diri kami terlebih dahulu. Lamanya persiapan dokumentasi mulai dari memasang timer, membangun tripod buatan, serta mengatur posisi terbaik. Ternyata alam tidak setuju akan dokumentasi ini, alhasil diturunkanlah tetesan air yang bertubi-tubi ke arah kami yang biasa disebut HUJAN. Jadi beginilah tampak kami semua dalam foto.
(dari kiri kekanan : nanast,kentong,sonice,gue,emon,bewok) |
Sampailah kami ke tempat pintar disertai hujan yang turun.
Skip forward >>> Beli tiket, nunggu sampe hall-nya dibuka, foto-foto lagi, ngasi karcis ke abang, karcisnya disobek, masuk nyari bangku, setel bangkunya karena bisa dijadiin posisi tidur, felmnya dimulai. (Play)
Lampu diredupkan hingga suasana seperti suasana malam, dan lalu tiba-tiba muncul bintang yang dipancarkan proyektor. Indah ternyata, dan katanya ini mirip dengan kondisi langit aslinya apabila polusi tidak ada. Dari sana muncullah keinginan untuk melihat secara langsung keindahan gemerlap bintang dari suatu tempat yang belum terkontaminasi. Kalau bisa, bahkan waktu pun akan ku kembalikan ke masa dimana belum ada polusi dan alam masih asri dan alami. Karena pasti akan lebih indah dari hanya sekedar proyektor.
So, no more pollution and love the earth
Dan berakhirlah pengertian ngeteng’s,
..^o^..
No comments:
Post a Comment